“Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu
Bakar, yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar, yang
paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan
haram adalah Muadz bin Jabal, yang paling hafal tentang Alquran adalah
Ubay (bin Ka’ab), dan yang paling mengetahui ilmu waris adalah Zaid bin
Tsabit. Setiap umat mempunyai seorang yang terpercaya, dan orang yang
terpercaya di kalangan umatku adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” (HR.
Ahmad dalam Musnad-nya 3:184)
———————————————————————————–
Utsman bin Affan, khalifah rasyid yang ketiga. Ia dianggap sosok paling
kontroversial dibanding tiga khalifah rasyid yang lain. Mengapa dianggap
kontroversial? Karena ia dituduh seorang yang nepotisme, mengedepankan
nasab dalam politiknya bukan kapasitas dan kapabilitas. Tentu saja hal
itu tuduhan yang keji terhadap dzu nurain, pemiliki dua cahaya, orang yang dinikahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dua orang putrinya.
Pada kesempatan kali ini penulis tidak sedang menanggapi
tuduhan-tuduhan terhadap beliau. Penulis akan memaparkan
keutamaan-keutamaan beliau yang bersumber dari ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tujuannya agar kita berhati-hati dan mawas diri ketika mendengar
hal-hal negatif tentang Utsman, kita lebih bisa mengontrol lisan kita
dan berprasangka baik di hati kita.
Nasab dan Sifat Fisikinya
Beliau adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu
asy-Syam bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin
Luwai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin
Adnan (ath-Thabaqat al-Kubra, 3: 53).
Amirul mukminin, dzu nurain, telah berhijrah dua kali, dan suami dari dua orang putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin Hubaib bin Abdu
asy-Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim, Bidha binti Abdul Muthalib,
bibi Rasulullah. Dari sisi nasab, orang Quraisy satu ini memiliki
kekerabatan yang sangat dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain sebagai keponakan Rasulullah, Utsman juga menjadi menantu Rasulullah dengan menikahi dua orang putri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan keutamaan ini saja, sulit bagi seseorang untuk mencelanya,
kecuali bagi mereka yang memiliki kedengkian di hatinya. Seorang tokoh
di masyarakat kita saja akan mencarikan orang yang terbaik menjadi suami
anaknya, apalagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentulah beliau akan memilih orang yang terbaik untuk menjadi suami putrinya.
Utsman bin Affan termasuk di antara sepuluh orang sahabat yang
dijamin masuk surga, beliau juga menjadi enam orang anggota syura, dan
salah seorang khalifah al-mahdiyin, yang diperintahkan untuk mengikuti
sunahnya.
Utsman adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai janggut yang
lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendirian yang besar,
berbahu bidang, rambutnya lebat, dan bentuk mulutnya bagus.
Az-Zuhri mengatakan, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus,
berbahu bidang, berdahi lebar, dan mempunyai telapak kaki yang lebar.”
Amirul mukminin Utsman bin Affan terkenal dengan akhlaknya yang
mulia, sangat pemalu, dermawan, dan terhormat. Terlalu panjang untuk
mengisahkan kedermawanan beliau pada kesempatan yang sempit ini. Untuk
kehidupan akhirat, menolong orang lain, dan berderma seolah-olah
hartanya seringan buah-buah kapuk yang terpecah lalu kapuknya terhembus
angin yang kencang.
- Penduduk Surga Yang Hidup di Bumi
Dari Abu Musa al-Asy’ari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
masuk ke sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun
tersebut. Kemudian datang seorang lelaki untuk masuk, beliau bersabda,
“Izinkan dia masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.”
Ternyata laki-laki tersebut adalah Abu Bakar. Setelah itu datang
laki-laki lain meminta diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan dia
masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata
lelaki itu adalah Umar bin al-Khattab. Lalu datang lagi seorang lelaki
meminta diizinkan masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan
ia masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai
dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman
bin Affan.
- Kedudukan Utsman Dibanding Umat Islam Lainnya
Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya aku melihat bahwa aku di letakkan di sebuah
daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi daun timbangan lainnya,
ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di
satu daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi yang lainnya, ternyata
Abu Bakar lebih berat dari umatku. Setelah itu diletakkan Umar di
sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi yang lainnya,
ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah
daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi lainnya, ternyata dia lebih
berat dari mereka.” (al-Ma’rifatu wa at-Tarikh, 3: 357).
Hadis yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalur Umar bin al-Khattab.
Hadis ini menunjukkan kedudukan Abu Bakar, Umar, dan Utsman
dibandingkan seluruh umat Nabi Muhammad yang lain. Seandainya
orang-orang terbaik dari umat ini dikumpulkan, lalu ditimbang dengan
salah seorang dari tiga orang sahabat Nabi ini, niscaya timbangan mereka
lebih berat dibanding seluruh orang-orang terbaik tersebut.
- Kabar Tentang Kekhalifahan dan Orang-orang Yang Akan Memberontaknya
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah pernah
mengutus seseorang untuk memanggil Utsman. Ketika Utsman sudah datang,
Rasulullah menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah
menyambutnya, maka salah seorang dari kami menyambut kedatangan yang
lain. Dan ucapan terakhir yang disampaikan Rasulullah sambil menepuk
pundak Utsman adalah
“Wahai Utsman, mudah-mudahan Allah akan memakaikanmu sebuah pakaian
(mengamanahimu jabatan khalifah), dan jika orang-orang munafik ingin
melepaskan pakaian tersebut, jangalah engkau lepaskan sampai engkau
bertemu denganku (meninggal).” Beliau mengulangi ucapan ini tiga kali.
(HR. Ahmad).
Dan akhirnya perjumpaan yang disabdakan Rasulullah pun terjadi. Dari
Abdullah bin Umar bahwa Utsman bin Affan berbicara di hadapan khalayak,
“Aku berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam di dalam mimpi,
lalu beliau mengatakan, ‘Wahai Utsman, berbukalah bersama kami’.” Maka
pada pagi harinya beliau berpuasa dan di hari itulah beliau terbunuh.
(HR. Hakim dalam Mustadrak, 3: 103).
Katsir bin ash-Shalat mendatangi Utsman bin Affan dan berkata,
“Amirul mukminin, keluarlah dan duduklah di teras depan agar masyarakat
melihatmu. Jika engkau lakukan itu masyarakat akan membelamu. Utsman
tertawa lalu berkata, ‘Wahai Katsir, semalam aku bermimpi seakan-akan
aku berjumpa dengan Nabi Allah, Abu Bakar, dan Umar, lalu beliau
bersabda, ‘Kembalilah, karena besok engkau akan berbuka bersama kami’.
Kemudian Utsman berkata, ‘Demi Allah, tidaklah matahari terbenam esok
hari, kecuali aku sudah menjadi penghuni akhirat’.” (Ibnu Saad dalam ath-Thabaqat, 3: 75).
Demikianlah sedikit cuplikkan tentang keutamaan Utsman bin Affan yang
mungkin tertutupi oleh orang-orang yang lebih senang memperhatikan
aib-aibnya. Padahal aib itu sendiri adalah fitnah yang dituduhkan
kepadanya. Semoga Allah meridhai Utsman bin Affan dan memasukkannya ke
dalam surga yang penuh kedamaian.
Sumber: al-Bidayah wa an-Nihayah
Ditulis oleh Nurfitri Hadi
Artikel www.KisahMuslim.com
Senin, 13 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar