Konon kabarnya, Doraemon bisa pergi menjelajah di masa lalu dan di masa yang
akan datang. Katanya, ia dapat mengadakan sesuatu yang belum ada menjadi ada
dengan “kantong ajaibnya”. Dalam kartun, ia digambarkan sebagai tempat untuk
dimintai segala sesuatu yang ghaib oleh temannya. Lihatlah bagaiman film kartun
tersebut betul-betul menyimpang dari aqidah.
Segala sesuatu telah ditetapkan waktu dan ajalnya oleh Allah -Ta’ala-.
Makhluk tak mampu mengatur waktu, baik itu memajukannya atau mengundurkannya.
Makhluk tak akan mampu menyebrang dari zaman kekinian menuju zaman lampau atau
sebaliknya.
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya,
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya”. (QS. Al-A’raaf: 34)
Kartun Doraemon telah mengajarkan aqidah (keyakinan) batil dalam benak
anak-anak kita tentang adanya makhluk yang memiliki kemampuan yang menyamai
Allah -Ta’ala- ; makhluk ini mampu mengadakan segala sesuatu yang belum ada
menjadi ada. Padahal telah paten dalam Al-Qur’an dan Sunnah bahwa tak ada
makhluk yang mampu melakukan segala sesuatu yang ia kehendaki, karena itu semua
ada dalam kekuasaan Allah; itu hanyalah sifat yang dimiliki Allah. Dia
berfirman,
“Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Baqoroh:253)
” Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki”.
(QS.Huud :107)
Tak terasa si Doraemon pun mengajari anak kecil untuk meminta dan berdoa kepada
selain Allah dalam perkara yang tak mampu dilakukan oleh seorang makhluk, hanya
bisa dilakukan oleh Allah -Ta’ala- . Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
“Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah
kamu menyeru (berdoa) kepada seseorangpun di dalamnya di samping Allah”. (QS.
Al-Jin:18 ).
Abu Abdillah Al-Qurthubiy-rahimahullah- berkata, “Firman Allah ini adalah
celaan bagi orang-orang musyrikin saat mereka berdoa kepada selain Allah di
samping Allah di Masjidil Haram. Mujahid berkata, “Dulu orang-orang Yahudi dan
Nashrani, jika masuk ke gereja, dan kuil mereka, maka mereka mempersekutukan
Allah (dalam beribadah). Maka Allah memerintahkan Nabi-Nya, dan kaum mukminin
agar mereka memurnikan doanya hanya kepada Allah, jika mereka masuk ke semua
masjid”. [Lihat Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an (19/21)]
Kamis, 15 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar